Puluhan mahasiswa di Bogor menggelar aksi simpatik menolak perayaan valentine di kawasan Tugu Kujang. Mereka membawa poster tertulis "Wanita Solehah itu Dicintai dengan Akad, Bukan Cokelat" dan "Valentine adalah maksiat berkedok kasih sayang"
Menurut Kordinator aksi, Wendi, pengertian kasih sayang tidak harus selalu diperingati pada setiap 14 Februari. Namun, bisa setiap hari kepada siapa pun yang dicintai, seperti saudara, orangtua, atau siapa saja yang berhak dikasihi.
''Cokelat dianggap sebagai simbol kasih sayang, padahal indentik dengan kemaksiatan,'' kata Wendi, Senin 13 Februari 2017.
Oleh sebab itu, ia mengajak para remaja di Bogor khususnya yang muslim untuk tidak merayakan hari valentine karena bertentangan dengan ajaran Islam.
"Kebanyakan generasi muda saat ini hanya ikut-ikutan merayakan valentine day. Padahal mereka tidak tahu apa maksudnya," kata dia.
Dia juga meminta kepada instansi terkait untuk lebih meningkatkan pembinaan dan pemahaman kepada anak-anak sekolah bahwa valentine day budaya yang tidak baik untuk ditiru.
"Jangan hanya karena ikut-ikutan generasi muda terancam akidahnya,"tutup Wendi.
0 Response to "Tolak Valentine, Mahasiswa Bogor Sebut Cokelat Simbol Kemaksiatan"
Post a Comment